Rabu, 12 September 2012

Mengapa Harus Aku?

Sentuhan lembut suasana penuh kebisuan
Hanya terasa satu hembusan nafas dari sepuluh kali detak jantung
Waktu yang cepat berlari seakan ingin berhenti di sini
Di sini, aku yang hina ditemani alam sekitarku, bersama melagukan isyarat hati akan rindu
Rindu tentang semua yang aku anggap terbaik dahulu
Jauh dari pelukan erat rasa muak dan kalut
Gelora rasa dalam samudera hasrat memenuhi hariku
Yang saat ini entah berarak ke mana
Sungguh ironi, ketika aku mulai menatap lebih jauh
Segala yang begitu berharga terampas dari sisiku
Mengapa bukan bagi insan lain?
Mengapa harus aku?
Atau mungkin semua ini penjabaran hakikat
Atas harga yang harus terbayar di tengah taman kehidupan
Aku ini insan kecil yang terdampar di pantai luka
Dari sekian banyak taburan bintang yang bertasbih
Bintang itu bersamaku dalam hati membangunkan hasrat
Demi kebangkitan kenangan dengan ruahan kesadaran
Bahwa kita terlahir seorang diri
Begitu pula saat lembar kehidupan kita sempurna tertutup

Lelaki Luka Tertusuk Belati Asmara


secangkir kopi sparu malam
spiring sayatan jantung dan irisan hati
yg menajamkan sesosok bayang seorang perempuan
berleher jenjang
berambut pirang
dililit slendang
berharap ia jd ratu bintang
aku penata kata dari jalan kamboja
bkn sutra dara flm paha dan buah dada
aku lelaki luka yg yg tertusuk belati asmara
sengaja ku rangkai kata
dgn balutan tinta asmara
berharap mampu mendayung sampan ke dasar samudra impian
namun apa hendak di kata bahtera cinta ku kandas ditelan badai prahara
kini aku tersesat dalam pelayaran asmara
dmna cinta yg kupuja berakhir bersama senja
jauh langkah ku melangkah hanya tuk temukan bunga yg sedang merekah
tak lama ku temukan dia dgn rasa penuh bahagia
namun syang bunga yg kupetik dan ku genggam kini berduri dan melukai

Ku Ingin Bersamamu Selamanya

Bagai deru suara kaki kuda di tengah hutan belantara, hari sebelumnya…
kelihatan begitu damai dan ceria
meski sunyi kian bertahta…
tampak burugpun riang gembira
meski kemarau bertalu kembara…
angankupun menerawang menembusi
malam yang kian melarut…
disaat luruh k’gelisahan yang mendekam hati ini…
seberkas harapan melintas
rawan…
menyusuri sanubari
k’rinduan…
bagai derita tak bertepi…
bathin tertekan dilubuk hati yang
sunyi…
meratapi hati yang kini kian pedih
s’irama malam sepi…
adakah demikian harapmu seperti
yang terlukis di keningmu….
hasratku hanya nada sendu…
“KUINGIN BERSAMAMU SELAMANYA…”

Kenangan dan Air mata

Jalan panjang yang ku lewati sekarang adalah jalan penuh kesukaran.. terhubung oleh amarah dan hati yang membeku.. untaian demi untaian kata ku pahami, seperti ada yang menusuk di hati.. saat kau bilang bahwa, aku telah milik dia… fikir ku, tak boleh ada penyesalan dan sakit ini…
tapi… duri itu benar-benar telah menancap di hati ku.. duri itu telah menjadi darah yang menggarang di dalam darah ku, rasa sessal ku… rasa sakit ku… bukan karena dia telah memiliki mu, tapi karena ketidak jujuran mu kepada ku .. awal kau bersikap manis, bahkan sangat manis untuk menarik hati ku,
tapi, setelah kau luluh lantahkan hati ku dengan bunga, kini kau menyambutnya dengan tangan dingin nan beku, dengan curahan kata-kata nan bisu… dan sekarang kau telah merubah bunga itu menjadi panah yang amat menyakitkan menusuk hati dan jantung ku.. tiada lagi masa-masa indah itu,
kini yang ada hanyalah lembaran dan puing puing kenangan yang menyebar dalam hati , dan fikiran ku.. dan akan ku akhiri ini semua dengan album abu-abu yang usang juga tetesan air mata yang jatuh di setiap kenangan itu, ..

Sabtu, 08 September 2012

Antara kau dan aku

Waktu ini terus berjalan
Meski perlahan tp pasti
Melenyapkan sebuah kisah
Antara kau dan aku

Terima kasih kuucapkan kepadamu
Yang telah merubah duniaku
Walau akhirnya harus aku yang mengalah kepadanya
Tapi aku takkan pernah menyesal mencintaimu